Rumah Pintar Biologi
Kamis, 03 Desember 2015
Sabtu, 31 Maret 2012
PROSES
METABOLISME TUBUH MANUSIA
Makalah ini Disusun guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Anatomi
Fisiologi
Manusia
Dosen
Pengampu: Erma Musbitha,M.Si
Disusun
oleh:
Puji safitri A420090216
Nurkhasanah A420090221
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
PROSES
METABOLISME TUBUH MANUSIA
A. Katabolisme
dan Anabolisme Makromolekul
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme
terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Metabolisme merupakan keseluruhan reaksi yang terjadi di dalam sel, meliputi proses penguraian
& sintesis molekul kimia yang menghasilkan & membutuhkan panas (enegi)
serta dikatalisis oleh enzim
Metabolisme meliputi:
1) jalur sintesis (anabolisme/endorgenik) Þ menggabungkan molekul-molekul
kecil menjadi makromolekul yang lebih kompleks; memerlukan energi yang disuplai dari
hidrolisis ATP.
2) jalur degradatif (katabolisme/eksorgenik) Þ memecah molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana; melepaskan energi yang dibutuhkan untuk mensintesis ATP.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat
bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang
disebut sebagai hormon, dan
dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah
reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia
disebut katalis.
Pada setiap
arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
bereaksi dengan dikatalisis enzim pada
jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang
merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang
terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini
dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang
disebut metabolomika.
1.
Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi
pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi
menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama
katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa
sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob)
disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut
fermentasi.
Contoh
Respirasi :
C6H12O6 + O2
——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)
(glukosa)
Contoh
Fermentasi :
C6H12O6
——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
(glukosa) (etanol)
a.
Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 + 6 O2 —————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap:
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 + 6 O2 —————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap:
1. Glikolisis.
Peristiwa
perubahan :
Glukosa
=> Glulosa - 6 - fosfat => Fruktosa 1,6 difosfat Þ 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat
Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
Jadi hasil dari glikolisis :
a) 2
molekul asam piravat
b) 2
molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi.
c) 2
molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur
Krebs.
Daur
Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia.
3. Transpor
elektron respirasi.
Dari
daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+
+ 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus
Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron)
akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk
sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan
tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES AKSEPTOR ATP
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam
piruvat 2 NADH 2 ATP.
2. Siklus
Krebs:
2 asetil piruvat ——>
2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP 2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai
trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10
NAD+ + 10 H20 30 ATP 2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
Total 38 ATP
Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi sebanyak 38 ATP.
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi sebanyak 38 ATP.
2. Anabolisme
Anabolisme adalah
suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain
dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme
memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia
untuk kemosintesis.
Makromolekul:
komponen struktural & fungsional utama sel, tdd:
a)
Asam
nukleat
b)
Protein
c)
Karbohidrat/
polisakarida
d) Lemak/ lipid
Fungsi
Makronutrien
a) Sumber energi
Energi
yang dilepaskan dari ikatan kimia nutrien ialah ATP, fosfokreatin, dan zat
molekul berenergi tinggi. Energi ini digunakan untuk transport dan kerja
mekanik.
b) Sintesis
Makromolekul digunakan untuk mensintesis bahan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pertahanan sel dan jaringan.
Makromolekul digunakan untuk mensintesis bahan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pertahanan sel dan jaringan.
c) Simpanan
Jika makanan yang kita makan melebihi kebutuhan tubuh untuk energi dan sintesis, kelebihan nutien tersebut akan disimpan sebagai glikogen dan lemak. Simpanan ini menyediakan energi saat puasa.
Jika makanan yang kita makan melebihi kebutuhan tubuh untuk energi dan sintesis, kelebihan nutien tersebut akan disimpan sebagai glikogen dan lemak. Simpanan ini menyediakan energi saat puasa.
B.
Enzim,
Hormon & Mineral Dan Perannya Dalam Metabolisme Makromolekul
1. Enzim
Enzim merupakan senyawa yang
tersusun dari protein yang bertanggung jawab dalam kelancaran sistem
pencernaan, penyerapan, dan mengatur pengangkutan nutrisi untuk digunakan oleh
sel di seluruh tubuh serta membuang sampah hasil metabolisme tubuh
Enzim yang berperan dalam pembersihan
sampah metabolisme adalah sekelompok enzim oksidatif yang secara keseluruhan disebut enzim sitokrom P450.
Selain itu, enzim hepar glutation S-transferase, memerlukan glutation sebagai
bahan bakunya untuk mengikat toksin dan membuangnya melalui urin, sedangkan
enzim superoksida dismutase berfungsi menetralkan racun radikal bebas. Sumber
enzim pencernaan yang banyak digunakan adalah ekstrak pankreas hewan dan
ekstrak jamur Aspergillus oryzae. Glutation diperoleh juga dari Silybum
marianum. Sebagai bahan dasar (kofaktor enzim) pembentukan enzim pencernaan
diperlukan vitamin B kompleks dan magnesium. Untuk enzim antioksidan
superoksida dismutase diperlukan tembaga, seng, dan mangan, sedangkan untuk
enzim katalase diperlukan zat besi, dan glutation peroksidase diperlukan
selenium.
a. Peran enzim
dalam metabolisme
Reaksi kimia akan berjalan lebih cepat dengan adanya asupan energi dari
luar (umumnya pemanasan), maka seyogyanya reaksi kimia yang terjadi pada di
dalam tubuh manusia harus diikuti dengan pemberian panas dari luar. Metabolisme
merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk menjaga
kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi
molekul yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul
yang lebih kecil (katabolisme). Enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi
menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari
luar. Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah
ΔG reaksi (selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan
demikian kerja enzim tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan
energi. Selain itu, enzim menimbulkan
pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam
organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di
bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di
bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.selain itu enzim
juga berperan dalam diagnosa tubuh antara lain:
1.
Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan
suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu.
Contoh
penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan adalah sebagai
berikut:
a)
Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya
gangguan perfusi darah ke glomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan
angiotensin II dari suatu protein serum yang berfungsi untuk menaikkan tekanan
darah
b)
Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT serum)
hingga mencapai seratus kali lipat (normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan
adanya infeksi virus hepatitis, peningkatan sampai dua puluh kali dapat terjadi
pada penyakit mononucleosis infeksiosa, sedangkan peningkatan pada kadar yang
lebih rendah terjadi pada keadaan alkoholisme.
c)
Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim
dari tripsin) hingga empat ratus kali menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan
lain-lain.
2.
Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis
Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai
berikut:
a)
Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan
bakteri Arthobacter globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam
urat.
b)
Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan
enzim kolesterol-oksidase yang dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.
c)
Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita
alkoholisme dan keracunan alcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim
alcohol dehidrogenase yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae,
dan lain-lain.
3.
Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.
Contoh
penggunaannya adalah sebagai berikut:
a)
Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked
Immuno Sorbent Assay), antibodi mengikat senyawa yang akan diukur, lalu
antibodi kedua yang sudah ditandai dengan enzim akan mengikat senyawa yang
sama. Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu direaksikan dengan substrat
enzim, hasilnya adalah zat berwarna yang tidak dapat diperoleh dengan cara
imunosupresi biasa. Zat berwarna ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah
senyawa yang direaksikan. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah
peroksidase, fosfatase alkali, glukosa oksidase, amilase, galaktosidase, dan
asetil kolin transferase.
b)
Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry
Test), molekul kecil seperti obat atau hormon ditandai oleh enzim tepat di
situs katalitiknya, menyebabkan antibodi tidak dapat berikatan dengan molekul
(obat atau hormon) tersebut. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah
lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase.
2. Hormon
Hormon merupakan suatu zat kimia
yang diproduksi tubuh secara spesifik dan berperan mengatur berbagai proses
fisiologis tubuh yang menentukan siapa kita, dimulai dari pertumbuhan,
reproduksi metabolisme yang membuat kita tetap hidup. Tidak ada yang tahu
berapa banyak hormon yang diproduksi tubuh, sebagai contoh kelenjar adrenal
saja menghasilkan lebih dari 25 jenis hormon penting.
Hormon dikelompokkan
menjadi tiga kategori besar, yaitu:
a)
hormon seks (termasuk hormon pertumbuhan dan penuaan),
b)
hormon metabolisme (yang mengatur perubahan makanan
menjadi bahan bakar), dan
c)
hormon stress (yang mengendalikan respons tubuh
terhadap rangsangan yang kita terima).
a.
Hormon seks
Istilah yang
paling tepat adalah “hormon reproduksi. Bagi wanita, hormon estrogen memiliki 2
fungsi utama yaitu menentukan jenis kelamin wanita dan ciri-ciri yang khas
(suara yang merdu, bentuk fisik yang menarik, dan geiakan yang luwes), dan
setelah puber mengatur fungsi seks serta kesuburannya.
Baik pria
maupun wanita, keduanya memiliki semua hormon tersebut, hanya saja dominansinya
berbeda. Kalo pria paling banyak mengandung hormon pria, begitu pula wanita.
Apabila kondisi perbandingan hormon ini kacau, maka akan terjadi perubahan
tabiat, yang wanita menjadi tomboi dan yang pria menjadi feminine.
b.
Hormon
metabolisme
Insulin yang
sering dikaitkan sebagai penyebab diabetes, berfungsi mengatur gula darah dan
penyerapannya oleh jaringan sel untuk dijadikan bahan bakar utama. Proses
pembakaran kalori tersebut diatur oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid. Keseimbangan kalsium di dalam darah yang fungsinya sangat
penting dalam reaksi kimia tubuh dan kontraksi otot dan jantung dikendalikan
oleh hormon paratiroid (PTH).
c.
Hormon
stress
Hormon stress yang dikeluarkan oleh
kelenjar adrenokorteks memiliki 2 fungsi :
1.
Gluko kortikoid : Menangani metabolisme glukosa dan
protein (sering disalahgunakan sebagai dopping)
2.
Mineralo kortikoid : Menangani ekskresi cairan dan
elektrolit tubuh serta penahanan natrium.
Hormon Dan Peranannya:
1.
STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth
Hormon)/Somatotropin :
Hormon ini berfungsi :
a. Memacu
pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise.
b. Mengatur
metabolisme lipid dan karbohidrat.
2.
LTH (Luteotropic
Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone :
Hormon ini berfungsi :
a. Merangsang
Kelenjar mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air susu.
b. Memacu
ovarium untuk menghasilan hormon estrogen dan progesterone.
3.
TSH (Thyroid Stimulating
Hormone)/TREOTROP/Thyrotropin :
Hormon ini berfungsi : Merangsang
sekresi kelenjar thyroid.
4.
ACTH (Adrenocorticotropic
Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin :
Hormon ini berfungsi : Merangsang
kerja kelenjar adrenal.
5.
Hormon Tiroksin (T4) dan Triiodotironin
(T3)
Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur
metabolisme karbohidrat.
b. Memengaruhi
perkembangan mental.
c. Memengaruhi
pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi sel.
d. Memengaruhi
kegiatan sistem saraf.
e. Hormon
Calsitonin.
f. Hormon
ini berfungsi :
g. Menurunkan
kadar Ca (Calsium) darah.
h.
Mengatur absorpsi Calcium oleh tulang.
3. Mineral
Tidak semua jenis mineral dapat diabsorbsi kedalam
sel tubuh manusia. Terutama jenis mineral anorganik. Kekerasan air (mineral
anorganik dalam bentuk larutan) adalah penyebab utama berbagai penyakit.
Mineral – mineral keras yang lolos dari dinding intestinal dan masuk pada
system lymphatic yang kemudian mengirimkan semua produk – produknya melalui
darah dan beredar keseluruh bagian tubuh. Inilah penyebab banyaknya penyakit
yang diderita oleh manusia. Secara alamiah tubuh manusia sudah memiliki
mekanisme pembuangan mineral anorganik dan sisa zat kimia beracun lainnya
sedikit demi sedikit akan tertinggal dan menimbun dalam tubuh kita :
1.
Timbunan dalam Ginjal, mengakibatkan terbentuknya Batu
Ginjal, Kencing Batu.
2.
Pengendapan pada dinding pembuluh darah dapat menjerat
kolesterol yang akhirnya menyokong pengapuran dan penyumbatan. Apabila terjadi
pada pembuluh darah koroner, maka ancaman serangan Jantung Koroner!
3.
Timbunan pada Empedu mengakibatkan terbentuknya Batu
Empedu.
4.
Timbunan pada Mata menyebabkan Katarak.
5.
Timbunan pada Liver menyebabkan Sirosis.
6.
Timbunan pada beta Pankreas akan menghambat produksi
Insulin.
7.
Mineral anorganik yang menyelimuti sel – sel tubuh
membuat oksigen tidak dapat masuk akibatnya terbentuklah sel – sel yang tidak
terkendali (Kanker)
8.
Timbunan pada usus akan mengganggu penyerapan dan
pencernaan dan masih banyak lainnya yang disebabkan oleh timbunan mineral
anorganik.
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air kira – kira 60% - 70% dari
berat badan manusia sehingga air adalah komposisin utama dari jaringan tubuh
manusia. Air dibutuhkan seluruh organ tubuh manusia agar dapat berfungsi dengan
sempurna antara lain untuk : Metabolisme
tubuh, menjaga tubuh dari kekeringan (dehidrasi) , menjaga keseimbangan tubuh, memperlancar proses pencernaan, proses
pembuangan racun pada ginjal, pergerakan dan persendian tubuh, melarutkan sisa
– sisa zat kimia di tubuh dan, memperingan
kerja ginjal
C. Homeostasis Dalam Metabolisme Makromolekul
(Glikolisis, Glukonegenesis, Glikogenesis, Glikogenolisis, Siklus Krebs)
Kehidupan
sel ditandai dengan adanya aktivitas sel seperti tumbuh, bertambah banyak, dan
memperlihatkan fungsi spesifik sel yang menjadi tugasnya. Aktivitas sel akan
berlangsung dengan baik manakala sel mempunyai cukup energi, ditunjang dengan
situasi lingkungan internal dan eksternal yang relatif stabil, di mana sel dan
lingkungannya mempunyai kandungan elektrolit
dan keasaaman yang relatif menetap (homeostasis). Untuk itu diperlukan
suatu mekanisme agar homeostasis tetap terja
Dengan demikian untuk mempertahankan
keadaan kondisi sel yang sehat diperlukan lingkungan yang relatif tetap
(homeostatis) dan untuk itu diperlukan kerja sistem tubuh yang normal pula.
1.
Glikolisis
Glikolisis merupakan jalur, dimana pemecahan D-glukosa yang
dioksidasi menjadi piruvat yang kemudian dapat direduksi menjadi laktat. Jalur
ini terkait dengan metabolisme glikogen lewat D-glukosa 6-fosfat. Glikolisis
bersangkutan dengan hal-hal berikut :
1. Pembentukan
ATP dalam rangkaian ini molekul glukosa dioksidasi sebagian.
2. Produksi
piruvat.
3. Pembentukan
senyawa antara bagi proses-proses biokimiawi lain misalnya, gliserol 3-fosfat.
Untuk biosintesis trigliserid dan fosfolipid, 2, 3–bisfosfogliserat dalam
eritrosit, piruvat untuk biosintesis L–alanin, dan sebagainya.
Glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila
sediaan oksigen cukup untuk mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau
dalam keadaan anaerob (hipoksik), bila kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan
lewat sistem sitokrom mitokondrial dan bergantung pada usaha temporer perubahan
piruvat menjadi laktat. Glikolisis anaerob, yang menaruh kepercayaan temporer
pada piruvat merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya kecukupan oksigen.
Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut hutang oksigen.
Pembentukan piruvat mengakhiri proses glikolisis aerob.
Berikut ini adalah pokok yang terjadi dalam oksidasi satu molekul glukosa :
1.
Terbentuk dua molekul piruvat.
2.
Dua molekul NAD+ telah direduksi menjadi NADH
3.
Jumlah bersih sebesar dua molekul ADP telah
difosforilasi menjadi ATP (empat molekul ATP yang diperoleh dikurangi dua yang
dinvestasikan). Contoh proses glikolisis itu sendiri terjadi pada Glikolisis
pada sel ragi dan glikolisis pada sel darah merah.
2.
Glukoneogenesis
Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis
glukosa dari senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam
amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang
terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam
laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu
proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tetap. Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tetap. Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
glukokinase.
1. Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP
fosfofruktokinase
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat +
ADP
piruvatkinase
3. Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATP
Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase,
fosfofruktokinase, dan piruvat kinase mengkatalisis reaksi yang ireversibel
sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa. Dengan adanya tiga tahap
reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis berlangsung
melalui tahap reaksi lain.
Tiga reaksi pengganti yang pertama mengubah
piruvat menjadi fosfoenolpiruvat (PEP), jadi membalik reaksi yang dikatalisis
oleh piruvat kinase. Perubahan ini dilakukan dalam 4 langkah. Pertama, piruvat mitokondria
mengalami dekarboksilasi membentuk oksaloasetat. Reaksi ini memerlukan ATP
(adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh piruvat karboksilase. Pada reaksi ini
memerlukan biotin untuk aktivitasnya. Oksaloasetat direduksi menjadi malat oleh
malat dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara
singkat mengalami overlap (tumpang tindih) dengan siklus asam sitrat. Malat
meninggalkan mitokondria dan dalam sitoplasma dioksidasi membentuk kembali
oksaloasetat. Kemudian oksaloasetat sitoplasma mengalami dekarboksilasi
membentuk PEP pada reaksi yang tidak memerlukan GTP (guanosin trifosfat) yang
dikatalisis oleh PEP karboksikinase.
Reaksi pengganti kedua dan ketiga dikatalisis
oleh fosfatase. Fruktosa-1,6-bisfosfatase mengubah fruktosa-1,6-bisfosfat
menjadi fruktosa-6-fosfat, jadi membalik reaksi yang dikatalisis oleh
fosfofruktokinase. Glukosa-6-fosfatase yang ditemukan pada permulaan
metabolisme glikogen, mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis dan
mengubah glukosa-6-fosfat menjadi glukosa bebas.
Glikolisis dan glukoneogenesis tidak dapat
bekerja pada saat yang sama. Oleh karena itu, ATP dan NADH yang diperlukan pada
glukoneogenesis harus berasal dari oksidasi bahan bakar lain, terutama asam
lemak.
Pengaturan Glukoneogenesis
Hati dapat membuat glukosa melalui
glukoneogenesis dan menggunakan glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada
suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini bekerja
serentak.Sistem pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas metabolik hati
sesuai dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasa dan
menggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan
glikolisis diatur secara terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah relatif
glukagon dan insulin dalam sirkulasi.
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun,
asam lemak dimobilisasi dari cadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi
dalam hati meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak
dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino secara serentak dimobilisasi dari
otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama alanin. Asam
amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis.
Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan mengarahkan
substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asam
sitrat. Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan
menghambat piruvat dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan
diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan
alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.
3.
Glikogenesis
Jika kadar
glukosa darah dalam batas normal ® sebagian besar jaringan menggunakan glukosa
sebagai sumber energi.
Kelebihan glukosa
akan disimpan sebagai glikogen. Sintesis glikogen dari glukosa disebut glikogenesis
Simpanan
glikogen terbatas sehingga kelebihan glukosa yang lain diubah menjadi lemak (lipogenesis). Jika kadar glukosa
darah turun, tubuh mengubah glikogen kembali menjadi glukosa (glikogenolisis). Dengan
menyeimbangkan metabolisme oksidatif, sintesis glikogen, pemecahan glikogen,
dan sintesis lemak, tubuh dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas
normal.
Jika
homeostasis gagal dan glukosa darah melebihi kadar kritis (pada diabetes
mellitus), kelebihan glukosa akan diekskresi dalam urin. Ekskresi glukosa dalam
urin hanya terjadi jika ambang ginjal untuk reabsorbsi glukosa terlampaui.
4.
Glikogenolisis
Glikogenolisis Adalah suatu proses pembentukan glukosa dari
bahan non karbohidrat. Ketika seseorang mengalami intake karbohidrat yang
sangat rendah sehingga tidak diimbangi dengan asupan karbohidrat yang cukup,
maka tubuh tetap akan membentuk glukosa. Tapi karena tidak ada karbohidrat jadi bahannya bukan
karbohidrat tetapi lemak atau protein .
Hal ini merupakan salah satu
mekanisme tubuh dalam upaya mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal. untuk
vitamin, minral dan air sama sekali tidak bisa digunakan dalam hal ini. Glukosa sangat penting untuk tubuh
karena sumber energi utama otak dan sel darah merah. Setelah makan, kadar glukosa akan
meningkat, maka mekanisme utamanya adalah terjadi Glikolisis. Sebaliknya Ketika
kita makan banyak, maka glukosa harus disimpan agar kadar gula dalam darah
tidak meningkat. Bentuk simpanan glukosa di dalam tubuh adalah glikogen.
Penyimpanan
kelebihan glukosa maka akan terjadi proses glikogenesis di hati memerlukan
insulin dari pancreas. Sebaliknya,
dalam keadaan lapar, puasa, aerobik atau exercise, maka kebutuhan glukosa akan
meningkat, sehingga simpanan glukosa akan dipecah melalui proses
glikogenolisis. ( pembongkaran Glikogen menjadi Glukosa di hati dengan bantuan
Adrenalin / Glukagon. Jadi
Inti dari metabolisme karbohidrat adalah untuk mempertahankan kadar glukosa
dalam keadaan normal.
Jadi bisa diartikan bahwa Proses
glukoneogenesis ini jelas jelas melibatkan melibatkan Siklus krebs.
5.
Siklus krebs
Adalah
satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa katabolisme
residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan
pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan energi jaringan. Residu asetyl
dalam bentuk asetyl-KoA (CH3-CO-S-CoA, asetat aktif)
Tujuan Siklus Krebs
Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum
terdapat pada jalur biokimia utama katabolisme tenaga. Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya merupakan
hasil akhir metabolisme, namun dapat berperan sebagai zat antara, misalnya
untuk proses lipogenesis. Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis
dan pengendalian jalur-jalur metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil
energi.
Fungsi
Menghasilkan
sebagian besar CO2.
Metabolisme lain yang
menghasilkan CO2
misalnya jalur pentosa phospat atau P3 (pentosa phospat pathway) atau kalau di
harper heksosa monofosfat. Sumber
enzym-enzym tereduksi yang mendorong RR ( Rantai Respirasi). Merupakan alat agar
tenaga yang berlebihan dapat digunakan untuk sintesis lemak sebelum pembentukan
TG untuk penimbunan lemak . Menyediakan prekursor-prekursor penting untuk
sub-sub unit yang diperlukan dalam sintesis berbagai molekul. Menyediakan
mekanisme pengendalian langsung atau tidak langsung untuk lain-lain sistem
enzym.
Daur Siklus Krebs
Glikolisis
akan menghasilkan 3 macam molekul: 2 molekul
ATP yang langsung menjadi sumber energi, 2 molekul
NADH yang akan masuk ke dalam jalur transport elektron untuk menghasilkan ATP,
2 molekul
piruvat yang akan masuk ke dalam siklus Krebs, Sebelum
masuk ke siklus Krebs, 1 molekul piruvat akan diubah menjadi Asetil-CoA dengan
bantuan enzim Pyruvate Dehidrogenase. Pada proses tersebut, satu molekul CO2
dan dan satu atom H akan dilepaskan dari piruvat, serta satu molekul CoA
(coenzym A) akan ditambahkan. Atom H akan ditangkap oleh NAD+ dan menghasilkan
NADH. Asetil-CoA kemudian masuk ke dalam siklus Krebs dengan langkah sebagai
berikut:
a)
Asetil akan dilepaskan dari Asetil-CoA, kemudian
digabungkan ke oksaloasetat untuk membentuk sitrat dengan penambahan air.
Proses tersebut dikatalisasi oleh enzim citrate synthase.
b)
Sitrat kemudian diubah menjadi isositrat dengan
bantuan enzim acotinase.
c)
Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat dengan
melepaskan satu molekul CO2 dan satu atom H. Atom H akan ditangkap oleh NAD+
untuk membentuk NADH. Proses tersebut dikatalisasi oleh enzim isocitrate
dehydrogenase.
d)
Alfa-ketoglutarat kemudian diubah menjadi suksinil-CoA
dengan melepaskan satu molekul CO2 dan satu atom H serta menempelkan satu
molekul CoA. Atom H akan ditangkap oleh NAD+ untuk membentuk NADH. Enzim yang
berperan adalah alpha-ketoglutarate dehydrogenase.
e)
Suksinil-CoA lalu diubah menjadi suksinat oleh enzim
Succinyl-CoA synthetase. Pada proses ini molekul CoA akan dilepaskan, selain
itu terdapat satu atom P yang ikut dalam reaksi dan kemudian akan ditangkap oleh
ADP untuk membentuk ATP.
f)
Langkah selanjutnya adalah perubahan suksinat menjadi
Fumarat oleh enzim succinate dehydrogenase. Dua atom H akan dilepaskan dan
ditangkap oleh FAD+ untuk membentuk FADH2.
g)
Fumarat lalu diubah menjadi malat oleh fumarase dengan
penambahan air.
h)
Malat kemudian akan diubah kembali menjadi
oksaloasetat oleh enzim malate dehydrogenase. Satu atom H dilepaskan pada
proses tersebut dan ditangkap oleh NAD+ untuk membentuk NADH.
Hasil akhir
dari siklus Krebs saja dari 1 molekul piruvat adalah 3 molekul NADH, 1 molekul
FADH2, dan 1 molekul ATP. Namun kalau ditambah NADH yang dihasilkan pada
perubahan piruvat menjadi asetil-CoA, maka total NADH yang dihasilkan adalah 4
molekul. Untuk jelasnya silahkan lihat gambar berikut:
D.
Gangguan-Gangguan
Dalam Proses Metabolisme
1. Gangguan Metabolisme
Karbohidrat
Gangguan Metabolisme
Karbohidrat dasar penyakit adalah defisiensi insulin
gejala klinis penyakit
dari penyakit ini adalah
Hiperglikemia, Glikosuria,
hal ini dapat diikuti
gangguan sekunder metabolisme protein dan lemak bahkan berakhir dengan kematian.
Penyakit ini umunya terjadi pada usia 50-60 thn dan dapat diturunkan secara
autosomal. Gangguan Metabolisme Karbohidrat dapat
menyebabkan gangguan pada Pankreas, seperempat penderita : pankreasnya normal, pada umumnya kerusakan pada sel beta ringan maka tidak mungkin menimbulkan gangguan produksi insulin. Bila ada Hialinisasi, Fibrosis, dan Vakoalisasi hidropik yang sebenarnya
merupakan penimbunan glikogen.
Gangguan metabolisme
karbohidrat juga dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah. Bila gangguan metabolisme karbohidrat terlalu lama maka hiperglikemik menahun, pada otot, hati dan jantung
terjadi difisiensi. Lemak dimobilisasi sebagai sumber tenaga sehingg lemak dalam darah bertambah. Lipaemia dan
cholestrolimia menyababkan gangguan vaskular, dengan
komplikasi aterioskelosis merata menuju skeloris pembuluh darah arteri coronaria, ginjal
dan retina. Jika sudah menuju retina
maka gangguan metabolisme karbohidrat juga dapat merusak kerja mata, yaitu
menyebabkan skelosis arteri retina yang disebut retinitis diabetika. Geiala penyakit ini adalah perdarahan kecil-kecil tidak
teratur, pelebaran pembuluh darah retina dan berkeluk-keluk, serta kapiler-kapiler membentuk mikroaneurisma.
2. Gangguan Metabolisme
Protein.
Penyakit akibat Defisiensi protein yaitu terjadi pada pemasukan protein kurang sehingga kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan
faktor lipotropik. Akibatnya terganggunya pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, pembentukkan zat anti dan serum protein akan
terganggu. Menyebabkan penderita mudah terserang
penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat
kekurangan faktor lipotropik macam-macam penyakit defisiensi protein antara lain adalah Hipoproteinemia, dapat disebabkan exkresi protein
darah berlebihan melalui air kemih, pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati, dan Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau
penyakit usus, juga pada penyakit ginjal
3.
Gangguan Metabolisme Lemak
Kelebihan lemak (Obesitas) meyababkan terjadi kalori didapat lebih
besar dari pada kalori yang dimetabolisme
(hipometabolisme). Hal ini terjadi pada
hipopituitarisme dan hipotiroidisme. Kalori yg dibutuhkan menurun sehinnga berat badan naik, meskipun diberi makan tidak berlebihan. Lemak dapat ditimbun pada jaringan subkutis, jaringan retroperitoneum, peritoneum, omentum, pericardium, pankreas. Obesitas dapat memperberat hipertensi, diabetes, penyakit jantung. Kelebihan lemak disebut Hiperlipemia yaitu jumlah lipid darah total dan
kholesterol meningkat hal ini dapat
terjadi pada Diabetes melitus tidak diobati, Hipotiroidisme, Nefrosis lupoid, Penyakit hati, Sirhrosis biliaris, Xantomatosa, Hiperlipidemi, Hiperkholesterolemi. Penimbunan lemak terjadi di
dinding pembuluh darah dapat
menyebabkan penyumbatan pada arteri atau disebut arteriosklerosis.
Kekurangn
lemak dapat terjadi pada orang yang kelapran, atau karena terjadi gangguan
penyerapan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh terpaksa mengambil kalori dari
simpanannya krn intake kurang yang mula-mula dimobilisasi : karbohidrat dan
lemak, dan hanya pada keadaan gizi buruk akhirnya protein diambil dari jaringan
pada penyakit Whipple selain difisiensi
lemak, juga difisensi protein, karbohidrat dan vitamin.
(Daftar pustaka merupakan dokumen pribadi)
Langganan:
Postingan (Atom)